Pariwisata Halal Global diharapkan Tumbuh 50 Persen pada 2022

Pandemi Covid-19 telah kehancuran bagi industri pariwisata global, termasuk Indonesia. Pada 2021, pariwisata ramah Muslim mulai menggeliat setelah mengalami kemunduran tajam pada 2020. State of Global Islamic Economy Report 2021 melaporkan, konsumsi Muslim untuk pariwisata meningkat dari 58 miliar dolar AS ke 102 miliar dolar AS pada tahun 2021. Sektor ini diharapkan tumbuh sebesar 50,0 persen pada tahun 2022 menjadi 154 miliar dolar AS. CEO dan Managing Partner DinarStandard, Rafi-uddin Shikoh mengatakan, ekonomi Islam telah pulih dengan cepat dari pandemi Covid-19. Sejumlah disrupsi juga membawa peluang dalam akselerasi digital dan investasi.

Industri pariwisata ramah muslim mengalami penurunan hingga 70 persen pada 2020. Penurunan perjalanan terjadi hingga satu miliar pelancong. Sementara acara yang ditunda pada tahun 2020 diadakan setahun kemudian, seperti Olimpiade Tokyo yang juga tidak menerima penonton. Hal ini menyebabkan pukulan berat bagi pelaku industri termasuk di sektor lain yakni makanan halal yang dijajakan resto-resto halal seluruh dunia. Selain itu, haji dan umrah juga menurun drastis pada 2020 karena pembatasan. Saat ini, umrah kembali bisa digelar, kemungkinan juga haji. Dubai Uni Emirate Arab telah membuat keputusan berani untuk melanjutkan EXPO 2020 Dubai yang diselenggarakan pada tahun 2021. Sementara Arab Saudi terus berinvestasi di bidang pariwisata, karena mendiversifikasi ekonominya sebagai bagian dari Visi strategi 2030.

Dengan banyak negara yang masih memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat, pemulihan industri pariwisata tetap lambat. Meski demikian sisi investasi masih berjalan signifikan dari transaksi sejumlah modal ventura yang sebagian besar terkait dengan solusi digitalisasi sekitar 1,26 miliar dolar AS. Dalam SGIE, urutan peringkat untuk industri pariwisata halal global adalah Malaysia, Singapura, Turki, Bahrain, Uni Emirate Arab, Tunisia, Saudi Arabua, Kuwait, Kazakhstan, dan Maroko. Malaysia memiliki score 19, Uni Emirate Arab sebesar 78,6, Kazakhstan 60,8 dan Indonesia sendiri sebesar 58,0.

Search