Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) Benny Waworuntu mengungkapkan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ke industri asuransi maupun reasuransi. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah menyentuh Rp 16.000 per dollar AS sejak April 2024 dan terus berfluktuasi. Pada Rabu (24/7/2024) nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.215 per dollar AS. Menurut Benny, pelemahan nilai tukar rupiah dapat berdampak pada perolehan hasil investasi industri asuransi dan reasuransi sehingga akan berdampak juga ke penghasilan perusahaan.
Kendati demikian, menurutnya, dampak ini hanya bersifat musiman. Tahun 2024 pun baru memasuki paruh kedua sehingga masih ada kemungkinan nilai tukar rupiah kembali menguat. “Kita percaya ini sifatnya seasonal. Jadi belum dan kita nanti akan dilihat secara keseluruhan sampai dengan akhir tahun. Sehingga kita berharap tetap ada kestabilan rupiah nanti di dalamnya yang bisa memberikan dampak positif kepada semua stakeholder,” tuturnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset industri asuransi di Mei 2024 mencapai Rp 1.120,57 triliun atau naik 1,30 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari posisi yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Rp 1.106,23 triliun. Adapun kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi mencapai Rp 137,40 triliun, atau naik 8,59 persen yoy. Rinciannya, terdiri dari premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 2,23 persen yoy dengan nilai sebesar Rp 73,51 triliun, dan premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 16,94 persen yoy dengan nilai sebesar Rp 63,89 triliun.