Setelah mendapatkan banyak kritik dari kalangan internasional termasuk dari internal Israel, Perdana Menteri Benyamin Netanyahu akhirnya mencopot Menteri Kebudayaan Israel, Amichai Eliyahu, yang mengatakan terbuka opsi serangan nuklir ke Gaza. Bahkan dia juga mengatakan warga Palestina di Jalur Gaza tidak memiliki hak untuk hidup. Dan dia menambahkan siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas “tidak boleh terus hidup di muka bumi”.
Sementara itu, komentar-komentar yang tak beradab oleh menteri Israel tersebut telah menuai kecaman luas. Arab Saudi mengutuk pernyataan Eliyahu “dengan sangat keras”, dengan mengatakan bahwa pernyataan semacam itu menunjukkan penyebaran “ekstremisme dan kebrutalan” di antara anggota pemerintah Israel. Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengutuk komentar tersebut, dengan mengatakan bahwa “komentar ini adalah terjemahan dari perang genosida yang telah dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza selama 30 hari.”
Menurut Euro-Med Monitor, Israel telah menjatuhkan lebih dari 25.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza sejak dimulainya perang berskala besar pada tanggal 7 Oktober lalu, setara dengan dua bom nuklir. Menurut organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa itu, tentara Israel telah mengakui telah mengebom lebih dari 12.000 target di Jalur Gaza, dengan catatan jumlah bom yang melebihi 10 kilogram bahan peledak per individu.