Jumlah anak yang meninggal usai mengalami gagal ginjal terkait konsumsi sirup obat batuk India, meningkat menjadi 69 kasus. Menteri Kesehatan Gambia Ahmadou Lamin Samateh mengumumkan total kasus terbaru kepada wartawan, per Sabtu (8/10/2022). Samateh juga mengaku kehilangan keponakannya akibat gagal ginjal akut pada Rabu kemarin. Sementara penambahan tiga kasus anak meninggal mengalami gagal ginjal tercatat di Sabtu.
Seperti diketahui, ada empat obat batuk yang diidentifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkontaminasi sehingga membuat anak mengalami keracunan. Keempatnya adalah produksi Maiden Pharmaceuticals, India. Dikutip dari Mint, lembaga pemerintah mengunjungi pabrik pembuat obat itu empat kali, sejak 1 hingga 7 Oktober, dan sampel diambil oleh Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat untuk pengujian. Perusahaan mengklaim sudah memiliki izin yang sah dalam ekspor obat batuk yang rupanya tidak dijual di India. Namun, mereka bersikeras mengatakan bahan dalam obat yang dipakai berasal dari perusahaan bersertifikat dan bereputasi.
Sementara Kementerian Kesehatan India mengatakan WHO memberitahu regulator obat negara itu bahwa obat-obatan mungkin telah terkontaminasi dengan dietilen glikol atau etilen glikol. Di Gambia, tersangka pemilik apotek dan importir sirup obat batuk dan beberapa pejabat senior Badan Pengawas Obat telah dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi, yang mengatakan mereka telah membuka penyelidikan atas kematian tersebut.