Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, Indonesia berhasil menekan angka kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta menanggulangi isu asap lintas batas selama tiga tahun terakhir. Menurut data SiPongi KLHK, kebakaran hutan dan lahan mencapai 296.942 hektare pada 2020, 358.867 hektare pada 2021 dan sampai dengan September 2022 telah mencapai 183.743 hektare.
Jumlah itu memperlihatkan penurunan signifikan dibandingkan dengan pada 2019 ketika kebakaran hutan dan lahan terjadi di areal seluas 1,6 juta hektare. Permasalahan kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu isu yang terus ditangani oleh pemerintah untuk menekan tingkat deforestasi dengan salah satunya dalam upaya pengendalian dan melibatkan masyarakat dalam Program Perhutanan Sosial. Pengurangan deforestasi merupakan salah satu strategi untuk mencapai penyerapan bersih emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau FoLU Net Sink yang ditargetkan dicapai pada 2030.
Strategi implementasi FoLU Net Sink 2030 juga berfokus pada konservasi dan manajemen hutan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengurangi degradasi hutan akibat penebangan kayu berlebihan dan perambahan hutan. Indonesia juga terus mengambil langkah untuk perlindungan dan restorasi gambut dan mangrove.