Pemerintah terus berupaya mencapai swasembada pangan sebagai bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, optimistis target ini dapat dicapai dengan strategi melibatkan petani milenial, didukung oleh pendamping dan mentor berpengalaman. Program Brigade Swasembada Pangan dirancang untuk mengoptimalkan lahan rawa di 12 provinsi strategis seperti Aceh, Riau, Lampung, dan Papua Selatan. Pada tahun 2024, sebanyak 350 ribu hektare lahan rawa telah digarap untuk meningkatkan produksi beras nasional. Setiap brigade, yang terdiri dari 15 petani milenial, akan mengelola 200 hektare lahan secara terintegrasi dengan pendampingan dari 400 pegawai Kementan dan 50 mentor.
Brigade Swasembada Pangan dilengkapi dengan hibah alat dan mesin pertanian senilai Rp 3 miliar serta benih unggul untuk mendukung produktivitas. Menteri Amran menekankan pentingnya tata lahan, tata air yang baik, dan pendampingan intensif untuk meningkatkan produktivitas hingga tiga kali tanam per tahun. Ia juga menargetkan produktivitas minimal 5 juta ton per hektare dengan pendapatan petani di atas Rp 10 juta per bulan. “Dengan pendapatan yang tinggi, petani akan lebih semangat, bahkan berpotensi menjadi pengusaha,” ujar Amran. Ia juga menyebut program ini sebagai langkah awal menuju swasembada pangan sekaligus lumbung pangan dunia.
Idha Widi Arsanti, Kepala BPPSDMP, menyampaikan bahwa lebih dari 1.500 brigade pangan telah terbentuk di 12 provinsi. Melalui workshop manajemen pendampingan, ASN dan mentor diharapkan mampu menerapkan konsep pertanian modern, seperti penggunaan varietas unggul bersertifikat, alat dan mesin modern, hingga pengelolaan kawasan secara terstruktur. Dengan pendekatan ini, diharapkan petani milenial mampu meningkatkan hasil pertanian sekaligus mendukung Indonesia mencapai target swasembada pangan.