Kementerian Pemuda dan Olahraga mengalihkan fokus program pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada ajang kompetisi yang berlangsung sepanjang tahun 2025. Penyesuaian ini dilakukan sebagai respons terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah, yang berdampak pada strategi pembinaan atlet nasional. Sebelumnya, dengan alokasi anggaran yang lebih besar, kementerian telah menyiapkan skema pelatnas jangka panjang guna menghadapi Olimpiade 2028, namun kini cakupan cabang olahraga yang mendapatkan prioritas mengalami penyempitan.
Dalam konteks efisiensi tersebut, sumber daya dialokasikan terutama untuk cabang olahraga yang akan berlaga di SEA Games 2025, dengan agenda selanjutnya mencakup ASEAN Games, ASEAN Para Games, dan SEA Para Games pada 2026. Dengan pendekatan ini, program pelatnas diharapkan tetap mampu menghasilkan prestasi optimal meskipun dalam keterbatasan anggaran. Evaluasi dan pemetaan ulang kebijakan diarahkan untuk memastikan efektivitas serta keberlanjutan program pembinaan atlet secara lebih selektif.
Secara keseluruhan, Kemenpora mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp1,2 triliun, dari yang semula Rp2,3 triliun menjadi Rp1,03 triliun pasca rekonstruksi kebijakan fiskal. Anggaran tersebut dialokasikan ke berbagai sektor, termasuk bidang pelayanan umum, pembudayaan olahraga, peningkatan prestasi, hingga pengembangan industri olahraga. Dengan strategi pengelolaan anggaran yang lebih ketat, diharapkan efektivitas program kerja tetap terjaga dan mampu mendorong pencapaian prestasi olahraga nasional di kancah internasional.