Menkes: RSPPN Panglima Besar Jadi Penyelenggara Tujuh Dokter Spesialis

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman akan menjadi rumah sakit penyelenggara pendidikan utama (RSPPU) guna memperluas akses pendidikan tujuh spesialis dasar. Karena tujuh spesialis tersebut yang banyak dibutuhkan Indonesia. Dia menyebutkan, ketujuh spesialis dasar itu mencakup, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis bedah, spesialis anestesi, serta dua spesialis penunjang yaitu spesialis radiologi dan spesialis patologi klinik. Menurut dia, perlu dilakukan percepatan pendidikan spesialis dokter. Pasalnya, tingkat produksi dokter spesialis saat ini, tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional, bahkan dalam 20 tahun ke depan.

Dia menilai, perlunya RS khusus untuk mendidik dokter-dokter TNI agar bisa cepat menjadi spesialis dengan standar internasional. Sehingga, ketika lulus bisa didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk tahap awal, menurut Budi, pendidikan spesialis di RSPPN Panglima Soedirman untuk memenuhi kebutuhan tujuh spesialis dasar di RS-RS milik TNI.

Sementara Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan, RSPPN Soedirman adalah RS tipe A berskala internasional, dengan infrastruktur bangunan 28 tingkat, 1.000 tempat tidur, dan sekitar 100 ICU.  Dia mengatakan, fasilitas-fasilitas itu tinggal dikembangkan, dilengkapi dengan awak yakni dokter-dokter spesialis yang bagus. Adapun pemerintah memulai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSPPU Panglima Besar Soedirman pada 8 September 2025, dengan 58 peserta dari berbagai daerah. Langkah itu menjawab kelangkaan tenaga spesialis sebagai upaya menjawab kurangnya dokter spesialis. Saat ini, sejumlah RS yang menjadi tempat pendidikan spesialis, yakni RS PON, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, RS Mata Cicendo, RS Ortopaedi Soeharso Solo, dan RSAB Harapan Kita.

Search