Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Erna Mulati mengatakan pihaknya melakukan intervensi pada sebelum dan sesudah lahir pada bayi sebagai upaya pencegahan dan mengatasi stunting. Pasalnya, Indonesia masih mengalami double burden persoalan gizi. Stunting yang terjadi pada anak-anak sekitar 23% sejak kelahiran dan meningkat setelah mendapatkan makanan pendamping asi sekitar usia 6 bulan hingga 23 bulan.
Kemenkes juga melakukan penguatan pelayanan antenatal yang diberikan untuk ibu hamil, yang tadinya empat kali menjadi enam kali. Pertama dilakukan oleh dokter untuk mencari faktor resiko kehamilan pada ke semua ibu hamil. Diteruskan pada trimester ketiga sampai sebelum hari perkiraan lahir untuk mencari faktor resiko persalinan pada ibu hamil.
Persoalan stunting menjadi prioritas pemerintah dengan target penurunan stunting di seluruh kabupaten kota hingga 2024. Meskipun terjadi penurunan prevalensi, secara 2 dasawarsa angka prevalensi menunjukkan angka penurunan dari 37,2 pada tahun 2013 ke angka 30,8% pada tahun 2018. Penurunan prevalensi stunting dibutuhkan upaya serius seluruh stakeholder terkait, mereka memerlukan dukungan baik dari korporasi pusat hingga masyarakat di tingkat bawah.