MENTERI Agama Nasaruddin Umar meminta semua pihak menjaga marwah pondok pesantren dan saling memaafkan setelah polemik tayangan salah satu program di Trans7 yang dinilai menyinggung kehidupan santri. Nasaruddin meyakini tradisi memaafkan kuat dalam budaya pesantren. Diketahui, tayangan program “Xpose Uncensored” Trans7 tersebut memuat narasi satir yang menyebut “santri minum susu saja harus jongkok” hingga “menyalami kiai harus jongkok”. Hal itu memicu gelombang protes dari kalangan pesantren. Menurut Nasaruddin, pesantren telah berabad-abad menjadi benteng moral bangsa, melahirkan generasi ulama, pemimpin, dan tokoh nasional. Karena itu, ia mengimbau masyarakat memahami pesantren secara utuh dan kultural, bukan melalui potongan narasi yang bisa menimbulkan stigma.
Pernyataan Nasaruddin disampaikan menyusul protes dari berbagai komunitas pesantren, termasuk Pondok Pesantren Lirboyo, yang mendesak Trans Media menarik tayangan dan meminta maaf secara terbuka. Pihak stasiun televisi tersebut kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada publik dan kepada para kiai Pesantren Lirboyo. Nasaruddin mengatakan, tradisi memaafkan merupakan nilai yang kuat dalam budaya pesantren. Ia yakin para kiai dan santri akan mengedepankan sikap itu dalam merespons peristiwa ini.
Menag menambahkan, dirinya akan bertolak ke Jawa Timur untuk bersilaturahmi dengan sejumlah pondok pesantren. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, melainkan juga pusat pembentukan karakter dan keadaban sosial yang telah berkontribusi besar bagi bangsa.