Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira, mengemukakan bahwa tingginya antusiasme masyarakat dalam membeli emas batangan mencerminkan kekhawatiran mendalam akan prospek resesi ekonomi. Fenomena pembelian massal ini, yang tampak dari antrean sejak dini hari, diartikan sebagai manifestasi ketakutan masyarakat menghadapi gejolak ekonomi global dan domestik yang kian nyata.
Menurut analisis tersebut, kecenderungan memindahkan dana dari institusi perbankan ke aset yang dianggap lebih stabil merupakan indikator penting ketidakpercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah. Kondisi fiskal yang memburuk, peningkatan utang, dan menurunnya kesempatan lapangan kerja turut mendorong masyarakat, khususnya kalangan menengah ke atas, mencari alternatif investasi yang diyakini mampu melindungi nilai kekayaan mereka.
Di sisi lain, penguatan harga emas batangan tercermin dari kenaikan yang signifikan dalam rentang waktu sepekan terakhir. Kenaikan harga ini, yang juga diiringi oleh peningkatan harga buyback, mencerminkan ekspektasi pasar terhadap nilai emas yang diproyeksikan akan terus menguat, sehingga semakin menarik minat masyarakat untuk mengakumulasi aset mulia tersebut sebagai bentuk antisipasi terhadap penurunan kinerja ekonomi.