Manfaat Diet Puasa Intermiten tak Signifikan, Pakar Ada yang tidak Setuju

Puasa intermiten menjadi kata kunci diet dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang mempromosikan pola diet dengan sistem membatasi jam makan tersebut. Diet ini membatasi waktu makan sekitar enam jam dalam sehari. Pola diet ini juga menyarankan berpuasa selama sisa 14 jam dengan tujuan menurunkan berat badan.

Penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine itu, meneliti 139 orang dengan obesitas saat mereka menjalani diet pembatasan kalori selama setahun penuh. Semua wanita dalam penelitian ini makan antara 1.200 dan 1.500 kalori per hari, sementara pria mengonsumsi 1.500 hingga 1.800. Dalam uji coba 12 bulan ini, peneliti menemukan bahwa rejimen makan dengan pembatasan waktu delapan jam tidak menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar daripada rejimen pembatasan kalori harian, dengan kedua rejimen tersebut menghasilkan defisit kalori serupa. Sedangkan para peneliti studi baru menyatakan bahwa penelitian mereka memang memiliki keterbatasan. Karena mereka tidak melihat berapa banyak kalori yang dibakar para peserta studi dalam setiap harinya, temuan itu mungkin tidak berlaku untuk orang-orang dari demografi lain.

Mereka juga menunjukkan bahwa jika puasa intermiten tidak memberikan manfaat tambahan, orang-orang yang mengikuti rencana tersebut masih kehilangan berat badan. Temuan mereka menunjukkan bahwa rejimen makan yang dibatasi waktu bekerja sebagai pilihan alternatif untuk manajemen berat badan.

Search