Lebih dari 100 pemimpin dunia mendesak para perunding internasional segera mencapai Kesepakatan Pandemi, Rabu (20/3/2024). Mereka termasuk 23 mantan presiden, 22 mantan perdana menteri, mantan Sekretaris Jenderal PBB, dan tiga peraih Nobel. Mereka menuangkan desakan tersebut dalam surat pernyataan terbuka yang ditandatangani bersama. Mereka menggarisbawahi perlunya meningkatkan kesiapsiagaan dan respons kolektif dunia terhadap pandemi di masa depan. Surat tersebut dikirim Gordon Brown, mantan Perdana Menteri Inggris, dan dipublikasikan di situs Office of Gordon and Sarah Brown. Ia juga menjabat Duta WHO untuk Keuangan Kesehatan Global Berkelanjutan dan Utusan Khusus PBB untuk Pendidikan Global.
Negosiasi antar-pemerintah untuk mencapai kesepakatan internasional mengenai non-proliferasi pandemi di masa depan sudah dimulai sejak Desember 2021. Sebanyak 194 negara dari 196 negara di dunia ikut terlibat membahas kesepakatan ini. Seluruh negara menetapkan Mei 2024 sebagai batas waktu mencapai kesepakatan mengenai Kesepakatan Pandemi yang pertama di dunia. Perundingan Kesepakatan Pandemi putaran kesembilan kini sedang berlangsung hingga minggu depan di Jenewa, Swiss.
“Saat negara-negara memasuki tahap akhir perundingan, seluruh pemerintah harus berupaya menyangkal dan menghilangkan prasangka atas klaim-klaim palsu tentang perjanjian tersebut. Pada saat yang sama, para perunding harus memastikan perjanjian tersebut memenuhi janjinya mencegah dan memitigasi risiko terkait pandemi,” tulis pernyataan tersebut. “Selain melindungi banyak nyawa dan mata pencaharian, penyampaian Kesepakatan Pandemi global yang tepat waktu akan memberikan pesan yang kuat: bahkan di dunia yang terpecah dan terfragmentasi, kerja sama internasional masih dapat memberikan solusi global terhadap masalah-masalah global.” Mantan Sekjen PBB Ban-ki Moon dan mantan PM Selandia Baru Helen Cark termasuk yang menandatangani surat terbuka tersebut. Mantan PM Inggris Gordon Brown dan Tony Blair, mantan Presiden Malawi Joyce Banda, juga ikut menandatangani.