Nilai tukar rupiah melemah tajam pada penutupan perdagangan hari ini, turun 215 poin atau 1,34 persen menjadi Rp16.313 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.098. Kurs JISDOR Bank Indonesia juga menunjukkan penurunan ke level Rp16.277 per dolar AS dibandingkan Rp16.100 sehari sebelumnya. Menurut Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, pelemahan rupiah terjadi seiring penguatan dolar AS yang meluas terhadap sejumlah mata uang global, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling Inggris, dan yen Jepang. Hal ini didorong oleh keputusan Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dan memberikan pandangan hawkish terkait prospek suku bunga ke depan, dengan proyeksi pemangkasan yang lebih terbatas pada tahun 2025.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,00 persen di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Ketidakpastian tersebut dipicu oleh proyeksi kebijakan tarif impor yang lebih agresif dari Presiden terpilih AS, Donald Trump. Meski demikian, BI menyatakan masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga di masa depan jika kondisi global mulai stabil. Proyeksi ekonomi AS yang optimis, seperti pertumbuhan yang lebih tinggi dan tingkat pengangguran yang lebih rendah, juga menjadi faktor utama dalam dinamika pasar keuangan saat ini.