KSP: Kaum Muda Harus Tanggap Bencana

Kantor Staf Presiden mendorong kaum muda untuk tanggap dan siap siaga terhadap potensi bencana yang selalu mengintai. Beberapa praktik kehidupan masyarakat tradisional Tanah Air sedianya efektif mengurangi risiko bencana. Misalnya, nenek moyang yang tinggal di pesisir pantai selalu berupaya menjaga hutan mangrove untuk menghindari risiko abrasi.  Pembangunan rumah adat Oma Hada di Nias, Sumatera Utara dengan struktur tiang dan sambungan tanpa menggunakan paku juga tahan terhadap gempa. Jika praktik-praktik tersebut dikolaborasikan dengan kemampuan generasi milenial dan Z, risiko bencana akan dapat ditekan secara maksimal. Sebagaimana diketahui, kaum muda juga memiliki keunggulan dalam hal mewaspadai bencana.  Pasalnya, mereka sudah dibekali begitu banyak teknologi canggih yang mampu menjadi alarm atau bahkan memprediksi sejumlah bencana.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, rata-rata kerugian ekonomi akibat bencana mencapai Rp22,8 trilliun pada periode 2005-2017. Secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.073 bencana terjadi pada 2012. Angka itu meningkat signifikan menjadi 2.372 bencana di 2017.  Adapun, selama kurun 2005-2017, Kementerian Keuangan mengeluarkan dana cadangan rata-rata sebesar Rp3,1 triliun per tahun untuk pembiayaan penanggulangan bencana.

Search