Ketua DPR Puan Maharani merespons tertangkapnya terduga teroris berinisial HOK, 19, yang di Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Ia mendorong agar program deradikalisasi berjalan efektif untuk mencegah ideologi ekstrem. Menurut dia, program deradikalisasi harus menyentuh konseling, pelatihan keterampilan, dan reintegrasi sosial. Pun demikian dengan edukasi tentang bahaya ideologi ekstem, itu juga harus semakin dimassifkan.
Lebih dari itu, sosialisasi bagi anak-anak dan orangtua untuk menghindari jerat kelompok teroris harus diperkuat. “Orangtua dan keluarga menjadi garda terdepan untuk mengawasi anak-anak. Arahkan pada aktivitas dan kegiatan positif,” imbaunya. Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap tersangka HOK, 19, yang diketahui merupakan simpatisan Daulah Islamiyah yang terkait dengan ISIS, pada 1 Agustus lalu. Densus juga menyita sejumlah bahan kimia serta alat pembuat bom. HOK diketahui berencana melakukan aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak berjenis triaceton triperoxide (TATP). Rencana tersebut akan dilakukan di dua tempat ibadah di Malang, Jawa Timur. “Yang bersangkutan mempelajari cara membuat atau merakit bom ini dari internet. Ada situs tertentu yang diakses yang bersangkutan dan melalui media sosial,” kata juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar dalam keterangannya.
Aswin menambahkan, Densus 88 Antiteror Polri turut mengamankan orangtua tersangka teroris HOK untuk dimintai keterangan. Orangtua HOK diamankan pihak densus dari dalam kereta rel listrik (KRL) saat hendak menuju Jakarta. Menurut Aswin, saat diamankan orang tua HOK tidak membawa benda berbahaya apapun di kereta. Mereka juga disebut tidak berstatus tersangka seperti HOK. Namun, saat ini sedang dimintai keterangan terkait kasus tindak pidana terorisme.