Ketua DPR Puan Maharani meminta aparat memberi perhatian khusus terhadap kasus tewasnya siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana di Sumatera Barat. “Tentu saja para penegak hukum harus secara langsung memberikan perhatian khusus terkait hal ini,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/7). Puan mengaku baru mendengar kasus tersebut. Namun dia mengaku akan meminta aparat menindaklanjuti kasusnya karena yang menjadi korban adalah anak kecil dan penanganannya terkesan berlarut-larut.
Sementara, Wakil Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman menjelaskan kasus Afif saat ini memiliki dua versi. Pertama dari LBH Padang yang menyebut Afif tewas karena menjadi korban aparat. Kedua versi Polda Sumbar yang menyebut Afif terjun ke sungai saat aparat mencoba membubarkan tawuran. Setelah itu, Afif konon tak terlihat lagi.
Menurut Habib, dari dua versi itu polisi harus mendalami keterangan dari rekan Afif berinisial A. Saksi ini konon menemani Afif sebelum ditemukan tewas. Untuk itu, kata Habib, ada dua lembaga yang bisa dilibatkan, yakni LPSK dan Propam Polri. Sebab, penanganan kasus tersebut diduga ada penyalahgunaan prosedur termasuk dugaan penghilangan CCTV. Afif sebelumnya ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6) siang. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota Sabhara Polda Sumbar yang sedang melakukan patroli pencegahan tawuran.