Kementan Diminta Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

Pemerhati Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Andriyono Kilat Adhi meminta Kementerian Pertanian (Kementan) mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadapi produksi pertanian. Pasalnya, perubahan iklim ini mengakibatkan terjadinya pergeseran musim kemarau dan musim penghujan. “Tentu saja ini akan mempengaruhi pola dan waktu tanam tanaman pangan. Sehingga, waktu tanam menjadi bergeser,” kata Adhi dalam perbincangan dengan Pro 3 RRI, Senin (22/1/2024) malam.

Adhi mengungkapkan, perubahan iklim itu ditandai dengan suhu yang semakin tinggi. Hal itu pernah dirasakan pada beberapa bulan lalu di tahun 2023. Tak hanya itu, dampak perubahan iklim juga mempengaruhi kualitas dan kesuburan tanah serta daya dukung lahan. Sehingga, mengakibatkan produksi pertanian juga menurun. Dengan kondisi itu, menurut Adhi, membuat produksi pangan menjadi anjlok. Namun, ia mengapresiasi wacana membangun food estate. “Food estate selama ini masih menjadi wacana. Karena membangun food estate tidak bisa sekali jadi,” kata dia.

Apalagi, karena lahan yang dipakai untuk food estate masih dalam bentuk hutan. Sehingga, kata Adhi, perlu ada land clearing. Yakni proses pembersihan atau pembukaan lahan sebelum dapat digunakan untuk berbagai aktivitas. “Kalau coba untuk ditanam,itu jelas tidak bisa sekali jadi. Itu bisa sampai delapan kali,” ucapnya. Adhi mengatakan, dengan program food estate ini agar Indonesia tidak selalu ketergantungan dengan impor pangan dari negara lain. Karenanya, ia menyarankan pemerintah untuk mencoba program food estate ini. 

Search