CORE Indonesia menilai bahwa kebijakan proteksionisme Presiden Donald Trump pada periode keduanya berpotensi memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia. Associate CORE Indonesia, Sahara, menyebutkan bahwa skenario ini dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,0020%, didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 0,042% akibat peluang menggantikan China sebagai pemasok barang. Selain itu, impor diperkirakan naik 0,145% dan investasi bertambah 0,04%. Analisis ini didasarkan pada skenario tarif impor 60% untuk barang dari China dan 10% untuk barang dari negara lain, yang menciptakan peluang bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasar global.
Namun, kebijakan tersebut juga berpotensi menurunkan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, khususnya produk berbahan dasar kulit yang diprediksi turun 4,21% dan pakaian jadi sebesar 3,04%. Meskipun demikian, Sahara menekankan bahwa ada peluang diversifikasi perdagangan ke China, terutama untuk produk seperti serat nabati, bahan farmasi, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa kebijakan proteksionisme AS, meskipun menimbulkan tantangan, juga membuka peluang baru bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan dagang dengan pasar alternatif.