Kampanye Pancasilais akan Perbaiki Kualitas Pemilu

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mendukung arahan Wakil Presiden Ma’aruf Amin yang meminta partai politik untuk berkampanye sesuai nilai-nilai Pancasila. Partai politik harus merebut suara rakyat dengan ide dan gagasan cemerlang, bukan cara-cara kotor. “Ya pemilu kita ke depan harus semakin baik dibandingkan 2019 lalu. Ke depan itu kita harus membangun bangsa dengan narasi-narasi, gagasan, ide yang cemerlang. Bukan narasi hoaks, fitnah dan saling memusuhi,” ujarnya kepada Media Indonesia, Senin (13/3).

Menurut dosen Universitas Al Azhar Indonesia itu, kampanye dengan cara-cara Pancasilais yang mengutamakan ide dan gagasan akan membawa perbaikan pada kualitas pemilu. Lantas, pesta demokrasi itu bisa benar-benar menghasilkan pemimpin bangsa yang diharapkan. Ujang mengakui, sejumlah oknum di dalam partai politik sering memanfaatkan isu-isu sensitif dan destruktif hanya demi merebut suara rakyat. “Hoaks, saling fitnah dan sebagainya sebenarnya kan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Saling serang dengan isu agama itu sebenarnya juga tidak sesuai dengan nilai Pancasila. Jadi ke depan yang harus dikedepankan adalah ide dan gagasan, itu saling adu. Bukan narasi-narasi negatif yang bisa menimbulkan permusuhan satu sama lain. Kita jaga persatuan dan kesatuan, bangun narasi kebajikan dan adu ide gagasan itu,” kata dia. Hal senada juga disampaikan Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli. Menurutnya partai politik harus mengusung gagasan yang cemerlang dan bernas.

Hal ini sejalan dengan fungsi pemilu yang salah satunya memberikan pendidikan politik.  “Nah dengan kampanye mengemukakan gagasan yang cemerlang, misalnya bagaimana cara membangun bangsa ini agar maju dan mandiri, maka itu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat,” ucapnya. Lili menegaskan, sudah saatnya meninggalkan cara-cara lama yang menghalalkan segala cara untuk merebut suara rakyat. Kampanye yang mengandalkan pencitraan, kampanye hitam, memobilisasi politik identitas dan sejenisnya tidak akan melahirkan pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dia menambahkan, kampanye memang tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Justru partai dan para politisinya harus mampu menjabarkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai program dan kebijakan.

Search