PT Surveyor Indonesia selaku verifikator calon pembeli motor listrik mengungkapkan baru ada 114 motor listrik yang laku terjual hingga saat ini. Itu jauh dari target pemerintah yang sebanyak 200 ribu unit. “Sampai hari ini 112 motor yang sudah konsumennya kita verifikasi dan sesuai kriteria, tinggal menunggu proses STNK. Ada 2 sudah terbit STNK, tapi prinsipnya 114 (pembeli) sudah disetujui ikut program bantuan ini,” kata Direktur Komersial PT Surveyor Indonesia Saifuddin Wijaya.
Senada, subsidi motor listrik konversi pun sepi peminat. Hal itu diungkapkan Kasubdit Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM Devi Laksmi. Bahkan, ia menyebut peminatnya baru terpusat di Jabodetabek. Devi menyebut kendalanya adalah meyakinkan para konsumen dengan bengkel konversi yang tersedia. Terlebih, saat ini baru ada 6 bengkel konversi yang terverifikasi dengan 14 bengkel lain masih proses verifikasi.
Terlepas dari realisasi subsidi motor listrik yang masih jauh dari target, Saifuddin malah mendapat bisikan target bombastis dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Syaifuddin menyebut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin memasang target cukup besar dalam penyaluran subsidi motor listrik, khususnya untuk pembelian motor baru. “Beberapa hal yang terjadi di lapangan masih banyak penyesuaian. Persyaratan tidak sulit, cuma NIK. Tadi Pak Rachmat menargetkan malah 1 hari bisa 1.000 (motor listrik terjual),” katanya.