Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa saat ini satu dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Ada setidaknya tiga masalah yang membuat tingginya ganguan mental di Indonesia sehingga bisa tergolong darurat.
Dr Ray Basrowi, Ketua Health Collaborative Centre (HCC), mengatakan penyebab pertama adanya stigma yang tinggi dengan korelasi 100 persen. Hal ini mengartikan bahwa ketika seseorang merasakan masalah pada mentalnya, dia takut memeriksakan diri karena stigma di masyarakat. Akhirnya jika terus dipendam bisa membuat kondisi itu semakin parah.“Lalu masalah kedua dengan korelasi 80 persen menunjukkan bahwa keluarga, sekolah tempat kerja tidak ramah kesehatan jiwa,” kata Dr Ray dalam acara “Diskusi Publik dan Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa” di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Berikutnya ternyata menurut para ahli, kasus kesehatan jiwa menjadi semakin mengkhawatirkan karena adanya fenomena self diagnostic dengan 60 persen korelasi, di mana banyak orang yang lebih suka mendiagnosis diri sendiri daripada mendatangi ahli. Tentu hasil diagnosis sendiri belum tentu tepat.