Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eisha Maghfiruha Rachbini menilai pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang berada di sekitar level 5 persen masih bersifat semu. Pasalnya, pertumbuhan ini tidak dibarengi dengan meningkatnya pertumbuhan upah rill para pekerja.
Menurut Eisha, penyebab mandeknya pertumbuhan upah rill adalah deindustrialisasi. Dia mengatakan, pemerintah belum mengupayakan strategi khusus untuk menumbuhkan sektor manufaktur yang menopang industri. Akibatnya, kontribusi sektor manufaktur terus menurun. Berdasarkan data BPS, kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal-II 2025 hanya mencapai 18,67 persen. Padahal, kata Eisha, sebelumnya kontribusi industri pengolahan bisa mencapai lebih dari 20 persen.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB itu pun berharap, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bisa mengevaluasi kebijakan fiskal agar memberikan stimulus bagi penciptaan lapangan pekerjaan. “Prioritas kebijakan fiskal harus ditujukan untuk program-program yang menstimulus pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Eisha.