Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini mengimpor sekitar 1 juta barel minyak per hari (bph) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional yang mencapai 1,6 juta bph, sementara lifting minyak hanya sekitar 600 ribu bph. Hal ini mengakibatkan devisa sekitar Rp 500 triliun per tahun terpakai untuk pembelian minyak impor. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo Subianto, Bahlil mencatat bahwa lifting minyak nasional terus menurun, dari 600 ribu bph menjadi 590 ribu bph dalam dua bulan terakhir. Ia menilai bahwa penurunan ini akan menghambat upaya Indonesia mencapai kedaulatan energi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Bahlil mendorong optimalisasi 16.990 sumur minyak idle yang saat ini tidak aktif, termasuk 4.495 sumur yang berpotensi diaktifkan kembali. Selain itu, ia meminta agar kegiatan eksplorasi minyak, terutama di wilayah timur Indonesia, dapat dipercepat meskipun menghadapi tantangan biaya tinggi. Langkah-langkah ini diharapkan mampu meningkatkan lifting minyak nasional dan mendukung pencapaian target energi yang lebih mandiri.