Pemerintah terpaksa harus melakukan impor beras karena faktanya di lapangan hingga hari ini produksi beras dalam negeri tak ada. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan data BPS yang dipakai oleh Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa produksi beras dalam negeri tahun ini surplus 7,5 juta ton. Faktanya, kata Budi di lapangan hingga saat ini Bulog susah mendapatkan beras petani. Budi menjelaskan tak hanya di petani, bahkan di penggilingan baik itu penggilingan gabah kecil maupun komersil pun tidak ada stok padi.
Budi pun mengatakan karena minimnya stok, maka pada 19 Desember 2022 silam Presiden memerintahkan untuk melakukan impor beras. Presiden kata Budi memerintahkan untuk melakukan impor beras sebanyak satu juta ton untuk menjamin pasokan. “Yaudah, impor aja kata Presiden. Sejuta. Barangnya gak ada, saya bilang. Beberapa negara tutup ekspor, cuaca buruk, mau Nataru waktu itu, makanya waktu itu target kita 500 ribu, yang datang cuman 65 ribu ton di desember,” kata Budi.