Sejumlah pakar mengungkap erupsi Gunung Semeru tak terkait dengan potensi tsunami, apalagi di Jepang. Apa sebabnya? Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, sempat mengalami 22 kali letusan usai statusnya naik menjadi Awas, Minggu (4/12) siang. Rangkaian erupsi itu beramplitudo 10-35 mm dengan lama gempa 60-140 detik.
Awan panas guguran Gunung Semeru pun menjangkau kurang lebih 13 kilometer ke arah tenggara meski tidak sampai ke laut. Pakar Sistem Informasi Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sandy Budi Wibowo mengatakan erupsi Gunung Semeru tak relevan jika dikaitkan dengan prakiraan tsunami di Jepang karena berbagai sebab.
“Melihat lokasi geografis Gunung Semeru, arah letusan dan magnitude-nya, nampaknya tidak bisa dikaitkan dengan perkiraan tsunami di Jepang,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Minggu (4/12). Senada, Koordinator Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Oktory Prambada mengatakan erupsi gunung ini tak ada hubunganya dengan tsunami lantaran Semeru berada di darat.