Keberadaan LGBT saat ini tidak bisa dianggap enteng. Pasalnya, persoalan LGBT ini tidak hanya terkait dengan isu agama, tapi juga berkaitan dengan hal yang fundamentalis. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak, semua pihak untuk tidak menganggap enteng masalah LGBT. “Soal LGBT ini jangan dibawa ke isu agama saja, kan seakan-akan yang menentang itu kelompok agama. Tetapi ini soal fundamental yang menyangkut kelangsungan hidup manusia,” kata Haedar dalam agenda media gathering bersama pimpinan media massa di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Dia juga menyadari, sebagian kalangan menganggap pelaku LGBT ini memiliki masalah pada sisi psikologis. Namun, dia menekankan, LGBT itu sekarang sudah menjadi gerakan dan bersembunyi di balik HAM.
Haedar melanjutkan, tidak bisa dibayangkan jika generasi alfa dan z tidak mempunyai pondasi agama yang kuat dan tidak memegang nilai luhur bangsa, maka LGBT akan dianggap sebagai hal yang biasa. “Saya pikir mereka yang masih berusia belia, anak-anak kita, generasi alfa dan z, yang di bawah 13 tahun, kalau tidak menyerap agama dan nilai luhur bangsa, akan menganggap itu biasa saja,” katanya.
Sebuah studi yang diterbitkan di Jurnal Kewarganegaraan Volume 18, Nomor 2 (2021) memaparkan data peningkatan kelompok LGBT di Indonesia. Khususnya, kalangan gay di daerah perkotaan seperti Bali, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Penelitian itu berjudul “Eksistensi LGBT di Indonesia dalam Kajian Perspektif HAM, Agama, dan Pancasila”. Studi dilakukan oleh tim yang beranggotakan Toba Sastrawan Manik, Dwi Riyanti, Mukhamad Murdiono, dan Danang Prasetyo dari lintas universitas.