Kerusuhan penonton yang terjadi di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/9/2024), seusai laga Persib Bandung kontra Persija kembali menodai persepakbolaan nasional. Para penonton menyerang steward atau petugas keamanan pertandingan sehingga menyebabkan 13 orang mengalami luka-luka. Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta PT Liga Indonesia Bersatu (LIB), sebagai operator Liga 1 Indonesia, harus bertanggung jawab dalam membenahi manajemen pengelolaan pertandingan di kompetisi tertinggi sepak bola nasional.
Semula situasi berjalan aman seusai laga yang dipimpin wasit Muhammad Nazmi asal Malaysia itu. Para pemain dan staf pelatih Persija pun meninggalkan Stadion Si Jalak Harupat dengan tepuk tangan dari Bobotoh. Kapolresta Bandung Komisaris Besar Kusworo Wibowo mengatakan, kericuhan yang terjadi di Stadion Si Jalak Harupat bukan karena ingin menyerang pemain dan staf pelatih Persija. Aksi ini murni konflik antara penonton dan petugas keamanan stadion.
Kusworo menduga aksi ini dipicu kemarahan Bobotoh karena adanya dugaan tindakan pelecehan verbal oleh seorang steward dan kekerasan kepada Bobotoh. Aksi ini terjadi dalam pertandingan Persib menghadapi klub asal Thailand, Port FC, di Stadion Si Jalak Harupat. Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan, PSSI tidak bisa menoleransi kekerasan pada saat dan seusai pertandingan sepak bola. Alasan apa pun yang terjadi sebelumnya tidak bisa digunakan untuk membenarkan kekerasan yang dilakukan oleh siapa pun.