Harga komoditas beras telah memasuki keseimbangan baru karena meningkatnya biaya produksi gabah yang diikuti kebijakan pemerintah menaikkan harga acuan baik di petani maupun di tingkat konsumen. Di satu sisi, masyarakat juga bakal memasuki bulan Ramadhan di mana harga pangan kerap mengalami kenaikan.
Di tengah tantangan dari sektor pangan, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Firman Mochtar mengatakan, otoritas moneter tetap memproyeksi laju inflasi tahunan keseluruhan 2023 masih tetap terkendali pada kisaran dua persen hingga empat persen.
Proyeksi itu juga telah memperhitungkan faktor kenaikan harga pangan pada bulan Ramadhan. “Proyeksi (inflasi) ke depan dua, empat persen. Tentunya respons yang kami tempuh sifatnya antisipatif lebih forward looking termasuk bagaimana kita melihat dampak beras,” kata dalam sebuah diskusi di Yogyakarta. Laju inflasi bersumber dari tiga komponen. Yakni inflasi inti, inflasi administered price atau harga ditetapkan pemerintah, serta inflasi volatile foods atau harga pangan bergejolak. Adapun harga beras, masuk dalam inflasi volatile foods.