Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah di Jatim saling bersinergi. Untuk mewujudkan upaya tersebut, perlu dilakukannya rembug bersama jajaran pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan. Ditegaskan, keberadaan RS swasta harus beriringan dengan RS pemerintah. Apalagi jumlah rumah sakit di Jatim yang mencapai 411 unit, dengan persentase RS swasta lebih banyak dibanding RS pemerintah . Terutama di Kota Surabaya, Gresik, dan Kota Malang.
Emil melanjutkan, upaya meningkatkan mutu rumah sakit swasta dan pemerintah juga selaras dengan upaya menjaga masyarakat agar tidak melakukan pengobatan di layanan kesehatan yang ada di luar negeri. Saat ini, kata dia, ada tiga negara besar di Asia menjadi tujuan untuk pengobatan. Yakni Malaysia, Thailand, dan Tiongkok. Adapun faktor-faktor yang membuat masyarakat memilih berobat ke luar negeri adalah tingkat kepuasan dan kelengkapan fasilitas, sikap petugas, dan kemudahan pelayanan. Mayoritas penyakit yang diderita masyarakat yang berobat ke luar negeri yaitu penyakit jantung, saluran pencernaan, dan kanker. Alasan lain mereka berobat ke luar negeri, lanjut Emil, karena layanan yang canggih dan layanan dengan kualitas lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Selain itu, karena sistem pelayanan kesehatan rujukan di sana mengalami transformasi, sejalan dengan tuntutan masyarakat akan pelayanan berkualitas.
Emil melanjutkan, pengobatan masyarakat tidak hanya harus selesai di tingkat puskesmas. Karena tugas puskesmas hanyalah layanan promotif dan preventif. Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas layanan runah sakit, perlu ada sinergitas antara RS pemerintah dan RS swasta. Yakni dengan saling berkolaborasi dan melengkapi kompetensi pelayanan kesehatan yang dimiliki dengan standar pelayanan yang sama baik RS pemerintah maupun RS swasta.