Ekonomi Korea Selatan Melambat, Imbas Darurat Militer

Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok menyatakan, perlambatan ekonomi tidak dapat dihindari, imbas dari deklarasi darurat militer. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol sendiri kembali absen dari sesi sidang kasus darurat militer, Senin (23/12/2024). Melansir dari CNA, pemerintah kini bersiap untuk merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan. Choi menekankan, situasi politik saat ini telah memengaruhi sentimen ekonomi, sehingga risiko penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi semakin besar.

Proyeksi pertumbuhan tahun depan diperkirakan akan diturunkan, dan kemungkinan besar berada di bawah tingkat pertumbuhan potensial. Nilai tukar won Korea Selatan mencapai level terlemahnya dalam 15 tahun, sepekan terakhir. Pelemahan ini dipicu oleh ketidakpastian politik domestik. Berawal dari perintah darurat militer singkat Presiden Yoon pada 3 Desember lalu, diikuti dengan proses pemakzulan dirinya.

Dipertegas mengenai kemungkinan penyusunan anggaran tambahan pada awal tahun depan, Choi enggan merinci. Namun, ia menegaskan, kebijakan fiskal perlu memainkan peran aktif dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Pemerintah akan bekerja sama dengan Bank of Korea untuk merespons volatilitas tajam di pasar valuta asing. Fokus utamanya adalah menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan akibat gejolak politik yang belum terselesaikan. Situasi politik yang tidak menentu ini turut menambah tekanan pada ekonomi domestik. Tekanan ekonomi ini membuat penurunan nilai tukar won yang berdampak pada kepercayaan investor. Pemerintah menyadari perlunya langkah tegas untuk menjaga stabilitas pasar valuta asing. Pemerintah berkomitmen untuk memantau perkembangan ekonomi.  Mereka juga mengambil langkah-langkah yang mungkin diperlukan. Hal ini guna melindungi stabilitas ekonomi Korea Selatan di masa mendatang.

Search