Efek Perang Dagang Trump Muncul, RI Mulai Banjir Barang Impor China

Efek dari kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump mulai terasa terhadap ekonomi Indonesia, ditandai dengan lonjakan signifikan barang impor dari China. Defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China terus melebar hingga April 2025, disebabkan oleh pertumbuhan impor yang jauh lebih tinggi dibanding ekspor. Nilai impor dari China naik 22,44% menjadi US$ 25,77 miliar, sementara ekspor hanya meningkat 7% menjadi US$ 18,87 miliar dalam periode yang sama. Khusus April 2025, nilai impor dari China mencapai US$ 7,07 miliar, sementara ekspor turun menjadi US$ 4,83 miliar. Ini sekarang sudah terbukti, sekarang setelah tiga tahun, empat tahun, usahanya rontok, collapse.

Fenomena tersebut dijelaskan sebagai imbas dari strategi eksportir China yang mengalihkan produk ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk menghindari tarif tinggi AS. Situasi ini diperburuk oleh penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti batu bara dan CPO, serta pelemahan nilai tukar rupiah yang membuat harga impor meningkat. Selain itu, surplus neraca perdagangan Indonesia menyusut drastis, dengan April 2025 hanya mencatatkan surplus US$ 150 juta, turun 96,53% dari bulan sebelumnya. Sebagai pasar besar dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, Indonesia dinilai menjadi sasaran utama penetrasi produk China yang mengalami kelebihan pasokan. Sudah ada dampak kenaikan tarif Trump, jadi kan China pasti kan mencari pasar baru, sehingga kenaikan impor ini bisa disebabkan itu.

Kenaikan impor juga dipengaruhi faktor domestik, termasuk antisipasi kebijakan pembatasan impor dari pemerintah yang mendorong importir melakukan pembelian dalam jumlah besar lebih awal. Hambatan perdagangan yang rendah di Indonesia turut mempermudah masuknya barang dari China. Strategi pelaku usaha asal China yang memanfaatkan besarnya pasar dan tingginya permintaan konsumen di Indonesia mempercepat distribusi produk yang oversupply. Faktor eksternal dan internal tersebut berpadu, menciptakan tekanan terhadap neraca perdagangan yang melemah.

Search