Industri alas kaki di Indonesia menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran setelah dua pabrik sepatu di Kabupaten Tangerang, yakni PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh, melakukan PHK terhadap total 3.500 pekerja. Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, menyoroti bahwa sebagian besar pekerja yang terkena PHK merupakan anggota serikat pekerja dan meminta pemerintah segera menangani krisis ini. Ia mengusulkan pembentukan Satuan Tugas Khusus yang melibatkan lintas kementerian untuk menanggulangi lonjakan PHK.
Dari data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten, PT Adis Dimension Footwear telah mem-PHK 1.500 karyawan, sementara PT Victory Ching Luh sedang dalam proses memberhentikan 2.000 karyawan. Penyebab utama PHK ini adalah penurunan pesanan dari merek global yang selama ini menjadi klien utama kedua pabrik tersebut. PT Adis Dimension, misalnya, dikenal sebagai produsen sepatu Nike, sementara Ching Luh memproduksi alas kaki untuk merek Adidas, FootJoy, Mizuno, dan Reebok.
Sebagai pabrik yang telah beroperasi selama puluhan tahun, PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh merupakan bagian dari rantai pasok global industri alas kaki. Adis Dimension yang berdiri sejak 1989, dikenal sebagai salah satu basis produksi Nike, dengan kapasitas produksi mencapai 12 juta pasang sepatu per tahun pada 2015. Sementara itu, Ching Luh, perusahaan asal Taiwan, telah beroperasi di Indonesia sejak 2007 dan memiliki dua pabrik di Pasar Kemis, Tangerang. Gelombang PHK di sektor industri sepatu ini menambah kekhawatiran terhadap kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. KSPSI tengah berupaya memastikan hak-hak pekerja yang terdampak tetap terpenuhi, sembari mencari solusi lapangan kerja baru bagi mereka.