Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan program digitalisasi bantuan sosial (bansos) dengan Government Technology (GovTech) sudah mulai diuji coba di Banyuwangi, Jawa Timur. Uji coba ini disebut menggunakan teknologi pengenalan wajah (face recognition) untuk memastikan penyaluran bansos berlangsung lebih tertib dan transparan.
GovTech berbasis kecerdasan buatan (AI) diklaim mampu membuat distribusi bantuan lebih efisien sekaligus mengurangi peluang terjadinya penyalahgunaan anggaran. Luhut menilai pengalaman dari pilot project di Banyuwangi sudah menunjukkan hasil yang positif, mulai dari penertiban data penerima hingga pemangkasan prosedur birokrasi.
Mandat digitalisasi bansos merupakan bagian dari tugas baru Luhut sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan. Posisi tersebut diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2025 tentang Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah. Luhut sebelumnya menyebut penggunaan AI di sektor pemerintahan berpotensi menekan defisit APBN 2026 hingga Rp400 triliun dari proyeksi awal Rp638,8 triliun. Pengembangan GovTech sendiri dikerjakan oleh tim yang pernah membangun aplikasi Peduli Lindungi saat pandemi Covid-19. Menurut Luhut, penerapan sistem digital ini bukan hanya untuk bansos, melainkan juga akan diperluas ke layanan publik lain guna meningkatkan efisiensi anggaran negara.