Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, dampak perubahan iklim sudah sangat terasa di Indonesia. Tapi, banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak memahami dan mengerti bahwa cuaca ekstrem yang kerap terjadi, kejadian iklim maupun kenaikan suhu udara merupakan dampak perubahan iklim. Dia pun mengajak generasi muda berperan aktif dalam upaya melestarikan lingkungan dan menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Menurut dia, Indonesia butuh ide, pemikiran, sekaligus tindakan nyata yang inovatif dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Di samping itu, guna mitigasi ancaman krisis pangan pihaknya terus melakukan literasi iklim melalui Sekolah Lapang Iklim. Sasarannya adalah petani Indonesia. Di mana mereka diajarkan dan dilatih keterampilannya untuk terampil dalam memahami bagaimana strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Dia juga mengungkapkan, World Meteorological Organization (WMO) mencatat tahun 2023 menjadi tahun dengan penuh rekor temperatur. Di mana, sepanjang Juni-Agustus menjadi tiga bulan terpanas sepanjang sejarah.
Dwikorita menerangkan, BMKG mencatat secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0,8 derajat celcius relatif terhadap periode klimatologi 1981 hingga 2020. Tahun 2020 menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0,7 derajat celcius, dan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0,6 derajat celcius.