Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan kaum perempuan harus selektif dan waspada dalam berinteraksi di media sosial (medsos). Ia mengingatkan bahwa itu penting untuk memutus mata rantai radikalisme dan terorisme.
Apalagi, menurut Boy, keterlibatan perempuan dalam aktivitas terorisme meningkat selama 10 tahun terakhir. Peran perempuan telah bertransformasi dari pendukung menjadi pelaku. BNPT mencatat 18 perempuan muda Indonesia nekat melakukan aksi terorisme.
Kepala BNPT melihat perempuan dan anak-anak sebagai korban propaganda radikal terorisme di medsos. Selain faktor internal dalam diri perempuan itu sendiri, peningkatan peran kaum ibu dalam terorisme juga tidak lepas dari pengaruh dunia maya.