Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal mensinergikan sistem resi gudang (SRG) dengan pasar lelang komoditi (PLK). Hal ini bertujuan demi menciptakan stabilitas harga pangan nasional dan menjaga asas keadilan bagi petani hingga nelayan dan juga pelaku industri.
Kepala Bappebti Kemendag Didid Noordiatmoko mengatakan SRG menyediakan gudang penyimpanan bagi hasil produksi petani dan nelayan. Dalam prosesnya, petani atau nelayan tak perlu menjual hasil produksi di saat harga sedang mengalami penurunan. Didid menyebut resi tersebut bisa berfungsi sebagai pembiayaan dari bank. Sehingga, petani mendapatkan penjualan berdasarkan saat kondisi harga normal. Sementara itu, pihak bank dapat menjual hasil panen saat harga telah normal kembali. Didid menilai hal ini merupakan solusi terbaik yang mana petani tidak mengalami kerugian saat tengah masa panen.
Dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2023, ucap Didid, terdapat 22 jenis komoditi dalam mekanisme SRG yang meliputi gabah, beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gula, kedelai, tembakau, hingga kayu manis. Dalam pengoperasiannya, Kemendag pun bersinergi dengan kementerian teknis terkait seperti Kementerian Pertanian hingga Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain SRG, lanjut Didid, Kemendag mendapat amanat untuk melakukan pasar lelang komoditi (PLK). Kemendag saat ini tengah menyusun mekanisme PLK, termasuk mengatur pemilik produk, pembeli, pelaksana lelang, hingga proses transaksi. Dengan PLK, Didid sampaikan, Kemendag ingin menjembatani aspirasi petani hingga nelayan dan juga kebutuhan industri sebagai offtaker. Yang terjadi selama ini, menurut Didid, petani dan nelayan acapkali tak memiliki daya tawar saat berhadapan dengan industri.