Jumlah kasus positif cacar monyet atau monkeypox (mpox) di Indonesia terus bertambah setiap hari. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi ada tiga tambahan kasus dalam 24 jam terakhir. Salah satu kendala dalam mencegah penyebarannya adalah ketertutupan kelompok homoseksual yang sebagai penyumbang terbanyak kasus cacar monyet di Tanah Air.“Jumlah kasus terkonfirmasi ada 30 kasus. Satu di Bandung, dua di Kabupaten Tangerang, dua di Tangerang Selatan, dan satu di Kota Tangerang. Sisanya Jakarta,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Republika, Kamis (2/11/2023).
Menurut dia, upaya pencegahan terus dilakukan oleh Kemenkes. Namun, proses pelacakan kasus cacar monyet terkendala oleh penyebaran yang terjadi pada komunitas tertentu saja. Namun, Kemenkes tetap terus melakukan upaya edukasi kepada kelompok berisiko tinggi dan masyarakat umum untuk menekan penyebaran kasus penyakit itu.
Pemberian edukasi dan informasi itu berupa mendorong bagi yang mengalami gejala cacar monyet untuk segera mendapatkan pengobatan dan melakukan isolasi. Lalu, kata dia, Kemenkes juga memberikan edukasi dan informasi kepada mereka yang terkena gejala untuk tidak melakukan hubungan seksual. “Segera mendapatkan pengobatan dan isolasi serta tidak melakukan hubungan seks,” kata Nadia. Nadia mengatakan, populasi tertentu itu terkait dengan komunitas yang berperilaku seks berisiko, yakni lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Dia mengakui, populasi tertentu itu sulit untuk dilacak karena karakteristrik mereka yang tertutup. Kemenkes akan memperkuat pengawasan atau penemuan kasus aktif di seluruh fasilitas kesehatan dalam upaya penanggulangan cacar monyet. Kemenkes bekerja sama dengan komunitas atau relawan untuk menjangkau kelompok-kelompok homoseksual dan biseksual untuk bisa melakukan deteksi, terutama mencari kontak erat.