Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan elemen serikat buruh, serikat petani, dan organisasi sipil akan melakukan aksi mogok besar-besaran untuk menolak wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar. Aksi itu juga dilakukan untuk menolak pembahasan Omnibus Law atau UU Cipta Kerja yang dinilai memperburuk keadaan. Menurut Said Iqbal, aksi tersebut akan dilakukan secara serentak digelar di 34 provinsi, dengan mengusung isu tolak kenaikan BBM dan tolak UU Cipta Kerja.
Ada beberapa alasan pihaknya menolak kenaikan BBM. Pertama, kenaikan BBM dinilai akan meningkatkan inflasi secara tajam. Bahkan dia memprediksi, inflasi bisa tembus di angka 6,5 persen. Hal itu akan berdampak pada daya beli rakyat kecil semakin terpuruk. Kedua, naiknya harga barang baku akan membuat tingginya potensi Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Ketiga, tidak tepat membandingkan harga BBM di suatu negara dengan tidak melihat pendapatan per kapita.
Alasan keempat, kalau arahnya adalah untuk menuju energi terbarukan, Said Iqbal menilai itu hanya akal-akalan. Karena BUMN dan perusahaan-perusahaan besar masih menggunakan energi fosil, batu bara, diesel, hingga solar. Alasan terakhir, dengan langkanya pasokan premium di beberapa daerah, saat ini pertalite banyak digunakan masyarakat bawah.