Bursa Karbon dan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

INDONESIA memiliki potensi bursa karbon yang sangat besar, yakni lebih dari Rp3.000 triliun. Angka potensi bursa karbon tersebut dinilai hampir setara dengan anggaran perlindungan sosial untuk rakyat Indonesia sepanjang 2015 hingga 2023 senilai Rp3.212 triliun. Saat meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon), Selasa (26/9/2023), Presiden Jokowi menyebut momentum ini merupakan dimulainya perdagangan karbon di Indonesia. Kita sepakat bahwa dimulainya perdagangan karbon merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam komitmen mengatasi krisis perubahan iklim.

Dari data yang ada Indonesia memiliki potensi karbon berupa satu gigaton karbon dioksida yang bisa ditangkap. Bahkan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang sekitar 60 persen pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam. Potensi bursa karbon ini tentu digadang-gadang bakal menjadi kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menuju ekonomi hijau. Terlebih jika Indonesia akan menjadi poros karbon dunia, maka harus digarap secara konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat. 

Karena itu, bursa karbon Indonesia merupakan media perjuangan bersama melawan perubahan iklim global. Sebab hasil dari perdagangan tersebut akan diinvestasikan kembali kepada upaya menjaga lingkungan, khususnya melalui pengurangan emisi karbon. Maka sudah selayaknya bila bursa karbon disebut sebagai langkah besar untuk Indonesia mencapai target Nationally Determined Contribution. Apalagi saat ini ancaman perubahan iklim sangat nyata, sehingga dibutuhkan langkah konkret untuk mengatasinya.

Search