Bulog Jelaskan Kendala Stabilisasi Harga Beras di Pasar

Perum Bulog baru-baru ini memberikan penjelasan terkait polemik penguasaan stok beras nasional dan dampaknya terhadap stabilitas harga di pasar. Penjelasan ini penting mengingat pertanyaan publik mengenai tingginya harga beras di berbagai daerah, sementara data menunjukkan ketersediaan beras nasional melimpah. Dengan hanya menguasai sekitar 8 persen stok beras, pemerintah menghadapi tantangan dalam menjaga kestabilan harga dan ketahanan pangan. Menurut Badan Pangan Nasional (NFA), meski proyeksi neraca pangan nasional 2025 menunjukkan surplus 10 juta ton beras, harga di pasar tetap tinggi akibat beberapa faktor struktural.

Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi harga beras tetap tinggi. Pertama, praktik manipulasi harga oleh produsen besar dan pedagang yang menimbun stok untuk menciptakan kelangkaan semu. Kedua, peran perantara yang dominan dalam rantai distribusi menambah margin keuntungan besar. Ketiga, keterbatasan akses informasi harga di tingkat petani dan konsumen. Keempat, efektivitas kebijakan pemerintah yang perlu diperkuat. Terakhir, faktor spekulasi oleh pedagang dan investor yang menimbun stok untuk keuntungan lebih.

Pemerintah memiliki pekerjaan rumah besar dalam merumuskan strategi mengendalikan harga dan memperkuat ketahanan pangan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan transparansi harga melalui sistem informasi berbasis digital yang bisa diakses secara real-time.

Search