BRIN: Pelaku UMKM Masih Terkendala Pemasaran Produk

Sebesar 70,2 persen pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi bermasalah dengan pemasaran produk. Hal itu diungkapkan Peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wati Hermawati.  Padahal, lanjut Wati, pemasaran dan branding yang kuat diperlukan oleh para pelaku UMKM agar usaha mereka dapat berkelanjutan. Kurangnya branding akan menyulitkan bisnis para pelaku UMKM untuk bertahan dalam jangka panjang. 

Selain terkendala pemasaran, Wati mengungkapkan sebesar 51,2 persen pelaku UMKM mengaku sulit mengakses permodalan. 46,3 persen kesulitan memenuhi kebutuhan bahan baku, dan 30 persen kesulitan mengadopsi teknologi digital. Terlebih, lanjut Wati, untuk usaha berskala mikro di mana pemiliknya merangkap sebagai bagian pemasaran, tenaga produksi, dan tenaga IT. Guna menghadapi berbagai tantangan tersebut, Wati memaparkan sejumlah trik yang dapat diimplementasikan oleh para pelaku UMKM. Tips yang pertama adalah investasi di SDM yang terampil dalam bidang IT, serta alat dan infrastruktur pendukungnya. Selanjutnya, melakukan riset pasar dan kompetitor.

“Tentukan model bisnis yang akan dilakukan. Apakah ingin mengubah seluruh model penjualan atau hanya sistem kerja internal, itu yang harus diputuskan,” katanya.  Lebih lanjut, pelaku usaha juga harus menentukan platform apa yang akan digunakan, dan mempelajari search engine optimization (SEO). Ini untuk memaksimalkan pemasaran daring.

Search