Sebanyak 7.739 jiwa dari 2.613 KK warga di empat desa dalam 3 kecamatan di Kabupaten Cilacap terdampak kekeringan. Hal ini menyusul musim kemarau yang mulai melanda wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya sejak awal Juni 2023.
Musim kemarau membuat curah hujan menjadi minim dan mengakibatkan berkurangnya cadangan sumber air bersih. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Erna Suharyanti, mengatakan bahwa selain krisis air bersih, wilayah Kabupaten Cilacap juga memiliki potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Termasuk kebakaran permukiman warga. Sebagai antisipasi dan penanganannya, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah membentuk Posko Karhutla Terpadu. Posko ini dibentuk atas koordinasi antara BPBD Kabupaten Cilacap bersama Perhutani dan klaster kebencanaan serta stakeholder yang lain.
Lebih lanjut, sebagai upaya pengurangan risiko bencana, monitoring dan penanganan kekeringan di sektor pertanian, BPBD Kabupaten Cilacap bersama lintas OPD terkait juga membentuk grup berbasis telekomunikasi untuk mempermudah koordinasi dan respons cepat. Adapun hal itu juga didasari oleh SK Bupati Cilacap yang telah membagi 8 klaster kebencanaan khusus kekeringan.