Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan kemungkinan terjadinya El Nino yang menyebabkan musim kemarau ekstrem pada tahun ini. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, berdasarkan proyeksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemungkinan terjadinya hujan pada tahun ini lebih kecil sehingga berpeluang menjadi kemarau.
Setiap El Nino ekstrem berpotensi menyebabkan kekeringan terhadap 560 ribu hingga 879 ribu hektare, sedangkan pada tahun normal sekitar 200 ribu ha. El Nino juga berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran lahan pertanian. Oleh karena itu, Kementan telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan dari El Nino tahun ini. Kementan akan melakukan program adaptasi pertanian menggunakan varietas tahan kekeringan dan bantuan benih bagi yang terkena puso serta budi daya sesuai iklim setempat.
El Nino sendiri merupakan fenomena penghangatan wilayah permukaan laut. Oleh para nelayan Amerika Selatan masa lampau, fenomena itu disebut El Nino alias “Bocah Lelaki”, merujuk pada masa munculnya yang tak berselang lama dari tanggal kelahiran Isa Almasih menurut keyakinan umat Kristen. Salah satu yang paling parah terjadi pada 1997. El Nino saat itu menyebabkan kemarau yang akhirnya mengganggu produksi beras. Dibarengi terlambatnya impor, harga beras melonjak dan jadi salah satu faktor yang mendorong gejolak reformasi.