Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat secara historis Kabupaten Bogor sebagai wilayah di Indonesia yang paling tinggi risiko terjadinya banjir maupun tanah longsor. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan tren bencana di Kabupaten Bogor dalam satu tahun bisa 387 kali kejadian. Jika dihitung setahun ada 365 hari, kata Muhari, itu berarti setiap hari ada kejadian bencana.
Karena itu, Muhari mengingatkan masyarakat, BPBD, dan pemerintah daerah di Kabupaten Bogor untuk meningkatkan kewaspadaannya. Begitu juga, lanjut Muhari, untuk masyarakat di wilayah Kota Bogor. Meskipun Kota Bogor dicatat sebagai wilayah yang hampir tidak memiliki risiko bencana banjir maupun tanah longsor, tetapi terjadi bencana banjir maupun tanah longsor di wilayah tersebut.
Ini disebabkan tingginya curah hujan dan faktor daya tampung lingkungan yang salah. “Jadi ini yang mungkin menjadi perhatian kita. Sama halnya kemudian dengan Kota Bogor yang trennya juga naik tetapi intensitasnya tidak setinggi Kabupaten Bogor, tetapi sama bahwa hampir 90 persen kejadian bencana yang mendominasi, baik itu kabupaten, kota provinsi maupun nasional itu adalah hidrometeorologi basah,” ujarnya.