Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendukung penanganan wabah rabies di wilayah Provinsi NTT. Adapun fokus penanganan yang dilakukan adalah pemberian vaksinasi kepada penyebab wabah itu sendiri yang berasal dari hewan peliharaan, khususnya anjing. Demikian dikatakan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam peninjauan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka mengantisipasi wabah rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (31/1/2024). Saat ini, lanjutnya, fokus vaksinasi adalah ke hewan peliharaan (anjing). Sehingga, jika ada yang tergigit hewan tersebut tidak akan menimbulkan rabies. Suharyanto menjelaskan, proses pemberian vaksin akan dilakukan selama tiga bulan ke depan. Menurutnya, jika belum teratasi, pihaknya akan memperpanjang kembali.
Pada kesempatan tersebut, vaksinasi rabies diberikan kepada 36 ekor anjing. Sebanyak 26 ekor menerima vaksin pertama, dan 10 ekor lainnya vaksin booster. Sepanjang tahun 2023, Kabupaten Timor Tengah Selatan telah melakukan vaksinasi rabies pada anjing sebanyak 39.744 dosis untuk vaksin ke-1 dan 72 dosis vaksin booster. Pada 2024 telah diberikan 848 Dosis vaksin ke-1 dan 10 dosis untuk vaksin booster hingga 31 Januari 2024. Vaksin yang dipakai antara lain Nobivac, Neo Rabivet, dan Rabisin.
Pelaksanaan vaksinasi hewan jenis anjing dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari tenaga medis veteriner, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dibantu oleh TNI/Polri yang menyebar ke desa-desa di wilayah Kabupaten TTS. Masyarakat yang ingin melakukan vaksin mandiri dapat datang ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten TTS. Atau menghubungi tenaga kesehatan hewan kecamatan setempat.