Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, relokasi warga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki segera dilakukan. Menurutnya, ketentuan rumah yang dibangun untuk korban pascabencana adalah bertipe 90 meter persegi. Suharyanto meminta masyarakat yang direlokasi tidak perlu khawatir. Karena tanah dan lahan yang mereka miliki dalam radius 7 kilometer tersebut akan tetap menjadi milik mereka.
Bencana yang terjadi beberapa hari lalu, menurut Suharyanto, harus dijadikan pengalaman berharga bagi masyarakat. Khususnya, dalam menaati instruksi pihak-pihak yang berwenang, serta bagi pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Menurut Suharyanto, hal ini menjadi catatan bagi masyarakat. Yakni, untuk tidak lagi tinggal di bawah radius 7 kilometer dari puncak kawah.
Selain itu, BNPB dan PVMBG Badan Geologi akan membawa ahli untuk memetakan bagaimana kondisi gunung saat ini. Kemudian, memasang early warning system sebagaimana yang dilakukan di Gunung Marapi, Sumatra Barat, dan Gunung Ibu Halmahera Barat. Namun, meskipun nanti dipasangkan alat peringatan dini, Suharyanto berpesan bahwa sehebat apapun alatnya, belum ada teknologi yang bisa memprediksi secara tepat kapan letusan akan terjadi. Dalam kunjungannya, Kepala BNPB juga menjenguk korban erupsi Gunung Lewetobi Laki-laki yang masih di rawat di RSUD Henrikus Fernandez Larantuka. Para korban yang masih dirawat berjumlah lima orang dengan kondisi yang bervariasi, luka berat 1 orang dan 4 lainnya luka sedang.