Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari mengatakan, Program Kartu Prakerja dinilai berkontribusi positif bagi sektor ketenagakerjaan di Indonesia. Oleh karenanya, program ini akan tetap berlanjut di 2024 meski periode pemerintahan berganti.
Menurut dia, pelatihah Progam Kartu Prakerja saat ini berbeda dengan saat pandemi Covid-19 lalu. “Dalam kondisi normal seperti saat ini, beasiswa pelatihan dari Program Kartu Prakerja skema normal di ditingkatkan menjadi Rp3,5 juta,” ujarnya. Di sisi lain, ia menyebut Program Kartu Prakerja telah dipercaya oleh Asian Development Bank (ADB). Bahkan, evaluasi terkait pelaksanaan program ini selalu dilakukan oleh lembaga eksternal Rapid Assesment.
“Jadi setiap pelaksanaan tiga bulan skema baru dari Program Kartu Prakerja ini. Itu kita minta lembaga independen untuk melakukan diagnosis supaya kita yakin We are on the right track,” ucap Denni. Hasilnya, kata dia, Program Kartu Prakerja dinilai baik. Salah satunya, dapat meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan sebesar 95 persen dari peserta.
Selain itu, Program Kartu Prakerja ini juga meningkatkan ketrampilan, kompetensi dan produktivitas dari peserta sebesar 83 persen. Program Kartu Prakerja ini juga meningkatkann motivasi belajar teknologi digital 99 persen dari peserta. Kemudian, peserta Program Kartu Prakerja yang menggunakan sertifikatnya untuk melamar pekerjaan, sebanyak 86 persen diterima. “Itu hanya beberapa dari hasil yang bagus yang ditangkap oleh konsultan yang di-hire oleh ADB dalam melakukan rapid assessment di Kartu Prakerja,” ujarnya.
Berdasarkan survei dari profil penerima skema normal Program Kartu Prakerja, sebanyak 61 persen peserta menganggur sebelum mengikuti Program Kartu Prakerja. Setelah mengikuti Prakerja, lanjutnya, penerima mengalami perubahan status pekerjaannya. Sebanyak 24 persen dari yang menganggur sebelum program, saat disurvei sudah bekerja. Sementara sebanyak 11 persen dari yang menganggur sebelum program, saat disurvei sudah berwirausaha. Kemudian, sebanyak 13 persen dari yang menganggur sebelum program, saat disurvei kini sudah menjadi pegawai atau karyawan lepas.