Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang fokus mengembangkan perusahaan rintisan (startup) pada empat sektor, yaitu agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi. Teten menambahkan bahwa potensi pengembangan startup pada sektor agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi masih terbuka lebar. Untuk itu, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus memastikan empat tahapan pengembangan startup bisa dijalankan secara bersama-sama. Keempat fase tersebut adalah kesesuaian dalam memberikan solusi suatu masalah, kesesuaian pasar produk, kesesuaian model bisnis, dan keberlanjutan bisnis.
Saat ini terdapat 2.605 startup di tanah air, menjadikan Indonesia sebagai negara keenam dengan startup terbanyak di dunia. Namun, ekonomi startup Indonesia selama ini dianggap Teten tidak terarah dan lebih berfokus pada jasa perdagangan dan pembiayaan yang menyebabkan kontribusi startup terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah jika dibandingkan negara lain seperti China.
Teten menyampaikan, ekonomi digital Indonesia perlu mengubah arah dan fokus pada industri serta pemanfaatan teknologi seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan smart factory. Teten mencontohkan, China, di mana 41 persen ekonomi digital mereka memberi kontribusi terhadap PDB karena penggunaan IoT di sisi produksi dan industri. Sementara di Indonesia, fokusnya masih pada e-commerce.