Banjir Susu Impor dan Nasib Peternak Sapi Perah Rakyat yang Merana

Kebutuhan susu dalam negeri semakin bertambah dari tahun ke tahun. Data terbaru, kebutuhan rata-rata susu di Indonesia sudah mencapai 4,4 juta ton per tahun. Ironisnya, peternak susu sapi perah lokal hanya bisa memenuhi sekitar 20 persen saja. Sementara sisanya sebesar 80 persen susu dipenuhi dari impor (susu impor).

Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), Agus Warsito, mengatakan salah satu masalah utama peternak sapi perah lokal tidak bisa berkembang karena pemerintah tidak memberikan proteksi dari membanjirnya susu impor dari luar. Yang jadi masalah, susu impor dari luar negeri selama ini nyaris seluruhnya berbentuk susu skim atau bubuk kering. Dari sisi harga susu impor ini memang jauh lebih murah dibandingkan susu segar yang dihasilkan peternakan lokal.

Agus melanjutkan, selain masalah membanjirnya susu skim impor, peternak lokal dibiarkan bersaing secara bebas dengan importir susu.
Banjir susu impor tentunya berimbas pada harga jual susu dari sapi perah lokal. Banyak peternak sebenarnya merugi memelihara sapi perah. Jika itu bukan karena pekerjaan sampingan, sudah pasti memelihara sapi perah akan ditinggalkan peternak. Ia bercerita, harga susu sapi segar dari peternak rakyat saat ini hanya di kisaran Rp 7.000 per liter, di mana harga yang ideal sebenarnya adalah setidaknya Rp 9.000 per liter.

Search